Pengertian Routing
Routing adalah proses dimana suatu routermemforwardpaketke jaringan yang dituju.Semua router menggunakan IP address tujuan untukmengirimpaket. Agar keputusan routing tersebut benar,router harus belajar bagaimana untuk mencapaitujuan. Ketika router menggunakan routing dinamis, informasi ini dipelajari dari router yang lain. Ketika menggunakan routing statis, seorang network administrator mengkonfigurasi informasitentang jaringan yang ingin dituju secara manual.
Jika routing yang digunakan adalah statis, makakonfigurasinya harus dilakukan secara manual,administrator jaringan harus memasukkan ataumenghapusrute statis jika terjadi perubahantopologi. Pada jaringan skala besar, jika tetapmenggunakan routing statis, maka akan sangat membuang waktu administrator jaringan untukmelakukan update table routing. Karena iturouting statis hanya mungkin dilakukan untukjaringan skala kecil. Sedangkan routing dinamisbiasa diterapkan di jaringan skala besar dan membutuhkan kemampuan lebih dari
administrator.
Jenis Konfigurasi Routing
Secara umum, router dibagi menjadi dua buah jenis, yaitu :
1. Rhouthing static
Static router (router statis):adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statik yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan.
2. Rhouting dynamic
dynamic router (router dinamis): adalah sebuah router yang memiliki dan membuat tabelrouting secara otomatis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan antara router lainnya.
tabel perbedaan spesific antara dua jenis router:

Read More >>

Virtual Private Network (VPN)

VPN dalah sebuah jaringan komputer dimana koneksi antar perangkatnya (node) memanfaatkan jaringan public sehingga yang diperlukan hanyalah koneksi internet di masing-masing site. 
Ketika mengimplementasikan VPN, interkoneksi antar node akan memiliki jalur virtual khusus di atas jaringan public yang sifatnya independen. Metode ini biasanya digunakan untuk membuat komunikasi yang bersifat secure, seperti system ticketing online dengan database server terpusat.

Point to Point Tunnel Protocol (PPTP)

Salah satu service yang biasa digunakan untuk membangun sebuah jaringan VPN adalah Point to Point Tunnel Protocol (PPTP). Sebuah koneksi PPTP terdiri dari Server dan Client. 
Mikrotik RouterOS bisa difungsikan baik sebagai server maupun client atau bahkan diaktifkan keduanya bersama dalam satu mesin yang sama. Feature ini sudah termasuk dalam package PPP sehingga anda perlu cek di menu system package apakah paket tersebut sudah ada di router atau belum. Fungsi PPTP Client juga sudah ada di hampir semua OS, sehingga kita bisa menggunakan Laptop/PC sebagai PPTP Client.
Biasanya PPTP ini digunakan untuk jaringan yang sudah melewati multihop router (Routed Network). Jika anda ingin menggunakan PPTP pastikan di Router anda tidak ada rule yang melakukan blocking terhadap protocol TCP 1723 dan IP Protocol 47/GRE karena service PPTP menggunakan protocol tersebut.

Topologi

Pada artikel ini akan dicontohkan apabila kita akan menghubungkan jaringan dengan menerapkan VPN dengan PPTP. Untuk topologi nya bisa dilihat pada gambar di bawah.
Gambar 1. Topologi Jaringan VPN
Router Office A dan Router Office B terhubung ke internet via ether 1 dan PC pada masing-masing jaringan lokal terhubung ke Ether 2. Remote client juga sudah terhubung ke internet. 
Kita akan melakukan konfigurasi agar Router A dan jaringan LAN A bisa diakses dari Router B dan jaringan LAN B serta Remote Client. Langkah-langkah setting PPTP dengan Winbox sebagai berikut:

Konfigurasi PPTP Server 

Berdasar topologi di atas, yang menjadi pusat dari link PPTP (konsentrator) adalah Router Office A , maka kita harus melakukan setting PPTP Server pada router tersebut. 

Enable PPTP Server 

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan PPTP server. Masuk pada menu PPP->Interface->PPTP Server . Gunakan profile "Default-encryption" agar jalur VPN terenkripsi. 
Gambar 2. Mengaktifkan PPTP Server

Secret 

Pada tahap ini, kita bisa menentukan username dan password untuk proses autentikasi Client yang akan terkoneksi ke PPTP server. Penggunaan huruf besar dan kecil akan berpengaruh. 
-Local Address adalah alamat IP yang akan terpasang pada router itu sendiri (Router A / PPTP Server) setelah link PPTP terbentuk 
-Remote Address adalah alamat IP yang akan diberikan ke Client setelah link PPTP terbentuk. 
Contoh konfigurasi sebagai berikut. Arahkan agar menggunakan profile "Default-Encryption" 
Gambar 3. Konfigurasi Secret
Sampai disini, konfigurasi Router A (PPTP Server) sudah selesai, sekarang kita lakukan konfigurasi di sisi client.

Client Router Office B 

Langkah-langkah untuk melakukan konfigurasi Client PPTP pada Router Mikrotik adalah sebagai berikut : 
Tambahkan interface baru PPTP Client, lakukan dial ke IP Public Router A (PPTP server) dan masukkan username dan password sesuai pengaturan secret PPTP Server. 
Gambar 4. Konfigurasi PPTP Client
Catatan : IP 10.10.10.100 adalah permisalan ip public dari server, Untuk implementasi sebenarnya sesuaikan dengan ip public yang Anda miliki.  
Setelah koneksi PPTP terbentuk, akan muncul IP Address baru di kedua Router dengan flag “D” yang menempel di interface pptp sesuai dengan pengaturan Secret pada PPTP server.

Static Route 

Sampai disini koneksi VPN antar router sudah terbentuk, akan tetapi antar jaringan lokal belum bisa saling berkomunikasi. Agar antar jaringan local bisa saling berkomunikasi, kita perlu menambahkan routing static dengan konfigurasi
- dst-address : jaringan local Router lawan 
- gateway : IP PPTP Tunnel pada kedua router. 
Gambar 5. Penambahan static route di Router A
Gambar 6. Penambahan static route di Router B

Mobile Client

Client PPTP tidak harus menggunakan Router. Seperti pada topologi jaringan di atas, ada sebuah Remote Client (Laptop) yang akan melakukan koneksi VPN ke Router A. 
Maka kita perlu membuat Secret baru pada PPTP server untuk autentikasi remote client tersebut.

Secret 

username = client2 ; password = 1234 ; Local Address = 10.20.20.1 ; Remote Address = 10.20.20.7 
Gambar 7. Membuat secret baru pada PPTP server.
Kemudian kita perlu melakukan konfigurasi PPTP Client pada Laptop. Langkah-langkahnya akan berbeda pada tiap OS. Berikut tutorial konfigurasi PPTP Client untuk OS Windows 7.

Konfigurasi PPTP Client Windows 7 

Pastikan Laptop anda sudah bisa akses internet. Masuk pada menu Network and Sharing Center, kemudian create koneksi baru dengan memilih Set up new connection or network.
Gambar 8. Set up new connection or network.
Pada tampilan window selanjutnya, pilih Connect to a workplace, lalu klik next.
Gambar 9. Connect to a workplace
Kemudian, pilih Use My Internet Connection (VPN)
Gambar 10. Use My Internet Connection (VPN)
Pada langkah berikutnya, kita diminta untuk memasukkan ke IP Address mana kita akan melakukan koneksi. Sesuai topologi, maka kita masukkan IP address public Router A. Destination name adalah parameter untuk memberikan nama pada interface VPN yang sedang dibuat. 
Gambar 11. Masukkan IP Address yang akan dikoneksikan.
Selanjutnya masukkan username dan password sesuai pengaturan Secret yang ada di PPTP server. Lalu klik Connect. 
Gambar 12. Masukkan username dan password.
Akan ada proses autentikasi, tunggu sampai selesai.
Gambar 13. Proses Authentikasi.
Jika sudah selesai, di laptop akan muncul interface baru dengan nama VPN Office A dan terpasang IP address yang mengambil dari ip-pool Remote Address sesuai dengan pengaturan profile dan Secret pada PPTP Server. 
Sampai disini koneksi VPN dari Laptop ke Router A sudah terbentuk.  Laptop sudah bisa akses ke Router A dan Jaringan LAN A.  
Untuk melakukan remote ke Router A tinggal anda masukkan IP addres Router yang terpasang setelah link VPN terbentuk, yaitu IP address 10.20.20.1. 
Tips : 
  • Jalur VPN akan stabil dan lebih mudah dalam konfigurasi apabila sisi server memiliki jalur internet dedicated dan memiliki IP Publik static.
  • Transfer file antar site akan mengikuti bandwidth terkecil dari kedua site, jadi pastikan bandwidth upload dan download di kedua sisi site mencukupi
  • Untuk perangkat client yang menggunakan OS Windows 7, by default hanya bisa terkoneksi apabila disisi server mengaktifkan encryption

Referensi :


http://www.vmware.com/products/vsphere/mid-size-and-enterprise-
business/overview.html
                                               
http://ruang-it.com/apa-itu-virtualisasi-2/

ilmukomputer.com

http://opencontent.org/opl.shtml

Best Practice Perancangan Fasilitas Data Center.pdf

VMware Infrastructure Architecture Overview whitepaper,

www.vmware.com

http://www.vmware.com/products/vsphere/mid-size-and-enterprise-
business/overview.html

VMware vSphere Overview : ESXi 5.0 and vCenter Server 5.0 Manual.

VMware Infrastructure Architecture Overview White Paper
(vi_architecture_wp.pdf).

Read More >>

A. VIRTUAL MEMORI (VIRTUAL STORAGE)

1. Pengertian Virtual Storage
Memori virtual adalah suatu teknik yang memisahkan antara memori logis dan memori fisiknya. Teknik ini menyembunyikan aspek-aspek fisik memori dari pengguna dengan menjadikan memori sebagai lokasi alamat virtual berupa byte yang tidak terbatas dan menaruh beberapa bagian dari memori virtual yang berada di memori logis.
Konsep memori virtual dikemukakan pertama kali oleh John Fotheringham pada tahun 1961 dengan menggunakan dynamic storage allocation pada sistem komputer atlas di Universitas Manchester. Sedangkan istilah memori virtual dipopulerkan oleh Peter J. Denning yang mengambil istilah ‘virtual’ dari dunia optik.
1 
Gambar 1 Memori virtual lebih besar ukurannya dari memori fisik
Memori merupakan suatu tempat penyimpanan utama (primary storage) yang bersifat sementara (volatile). Ukuran memori yang terbatas menimbulkan masalah bagaimana menempatkan program yang berukuran lebih besar dari ukuran memori fisik dan masalah penerapan multiprogramming yang membutuhkan tempat lebih besar di memori. Dengan pengaturan oleh sistem operasi dan didukung perangkat keras, memori virtual dapat mengatasi masalah kebutuhan memori tersebut. Memori virtual melakukan pemisahan dengan menaruh memori logis ke disk sekunder dan hanya membawa halaman yang diperlukan ke memori utama.
Prinsip dari memori virtual yang perlu diingat adalah bahwa “Kecepatan maksimum eksekusi proses di memori virtual dapat sama, tetapi tidak pernah melampaui kecepatan eksekusi proses yang sama di sistem yang tidak menggunakan memori virtual.
2. Memori virtual dapat diimplementasikan dengan dua cara:
a. Demand paging: Menerapkan konsep pemberian halaman pada proses. Demand paging adalah salah satu implementasi dari memori virtual yang paling umum digunakan. Demand paging pada prinsipnya hampir sama dengan permintaan halaman (paging) hanya saja halaman (page) tidak akan dibawa ke dalam memori fisik sampai ia benar-benar diperlukan.
Penanganan Kesalahan pada Demand Paging
  • CPU mengambil instruksi dari memori untuk dijalankan.
  • Terjadi interupsi kesalahan halaman, maka interupsi itu menyebabkan trap pada sistem operasi.
  • Jika referensi alamat yang diberikan ke sistem operasi ilegal atau dengan kata lain halaman yang ingin diakses tidak ada maka proses akan dihentikan. Jika referensi legal maka halaman yang diinginkan diambil dari disk.
  • Halaman yang diinginkan dibawa ke memori fisik.
  • Mengatur ulang tabel halaman sesuai dengan kondisi yang baru. Jika tidak terdapat ruang di memori fisik untuk menaruh halaman yang baru maka dilakukan penggantian halaman dengan memilih salah satu halaman.
  • Setelah halaman yang diinginkan sudah dibawa ke memori fisik maka proses dapat diulang.
Kelebihan Demand Paging
  • Memori virtual yang besar. Memori logis tidak lagi terbatas pada ukuran memori fisik. Hal ini berarti bahwa besar suatu program tidak akan terbatas hanya pada ukuran memori fisik tersedia.
  • Penggunaan memori yang lebih efisien. Bagian program yang dibawa ke memori fisik hanyalah bagian program yang dibutuhkan sementara bagian lain yang jarang digunakan tidak akan dibawa.
  • Meningkatkan derajat multiprogamming. Derajat multiprogramming menunjukkan banyaknya proses yang berada di memori fisik.
  • Penggunaan I/O yang lebih sedikit. Hal ini dapat terjadi karena permintaan halaman hanya membawa bagian yang diperlukan dari suatu program.
b. Demand segmentation
Demand Segmentation lebih kompleks diterapkan ukuran segmen yang bervariasi. Segmentasi adalah sebuah bagian dari managemen memori yang mengatur pengalamatan dari memori yang terdiri dari segmen-segmen. Keuntungan dari segmentasi adalah menyangkut masalah pembagian penggunaan kode atau data.
Setiap proses mempunyai tabel segmen yang digunakan oleh dispatcher untuk menentukan tabel segmen dari perangkat keras yang mana akan digunakan ketika proses yang bersangkutan di eksekusi oleh CPU. Segmen akan berbagi ketika anggota dari elemen tabel segmen yang berasal dari dua proses yang berbeda menunjuk ke lokasi fisik yang sama. Pembagian tersebut terjadi pada level segmen, maka, informasi apa pun dapat dibagi jika didefinisikan pada level segmen.
Kinerja Dalam proses demand paging, jika terjadi page fault maka diperlukan waktu yang lebih lambat untuk mengakses memori daripada jika tidak terjadi page fault. Hal ini dikarenakan perlu adanya penanganan page fault itu sendiri. Kinerja demand paging ini dapat dihitung dengan menggunakan effective access time yang dirumuskan sebagai berikut:
effective access time = (1 – p) x ma + p x page fault time
3. Beberapa keuntungan penggunaan memori virtual adalah sebagai berikut:
  • Berkurangnya proses I/O yang dibutuhkan . Misalnya untuk program butuh membaca dari disk dan memasukkan dalam memory setiap kali diakses.
  • Ruang menjadi lebih leluasa karena berkurangnya memori fisik yang digunakan. Contoh, untuk program 10 MB tidak seluruh bagian dimasukkan dalam memori fisik. Pesan-pesan error hanya dimasukkan jika terjadi error.
  • Meningkatnya respon, karena menurunnya beban I/O dan memori.
  • Bertambahnya jumlah pengguna yang dapat dilayani.
4. Macam – macam Virtualisasi storange pada :
a. Virtual Memory Di Windows
Pada komputer jumlah memory yang tersedia adalah jumlah antara memory fisik/RAM dengan virtual memory. Virtual memory adalah sebuah porsi pada hard disk yang di-set menyerupai RAM oleh system. Virtual memory merupakan ruang penyimpanan sementara yang digunakan untuk menjalankan program yang membutuhkan memory yang lebih besar dari memory fisik.
Windows merekomendasikan ukuran minimal dari vitual memory adalah 1.5 kali dari memory fisik. Jika anda memiliki beberapa harddisk, misal hardisk pertama adalah C: dan harddisk kedua adalah D: dan anda jarang menggunakan drive D:, anda dapat memindahkan virtual memory ke drive D:. Memindahkan virtual memory ke harddisk yang jarang digunakan akan sedikit meningkatkan performa.
Cara Kerja
Virtual Memory digunakan dengan membuat suatu file khusus yang disebut swapfile atau paging file. Virtual memory digunakan pada saat operating system kehabisan memory, dimana o.s. akan memindahkan data yang paling terakhir diakses ke dalam swapfile di hardisk. Hal ini mengosongkan/ membebaskan beberapa ruang kosong pada memory untuk aplikasi yang akan digunakan selanjutnya. Operating system akan melakukan hal ini secara terus menerus ketika data baru diisi pada ram.
b. Virtual Memory Di Linux
  • Managemen Memori di Linux: Memori managemen merupakan salah satu bagian terpenting dalam sistem operasi. Karena adanya keterbatasan memori, diperlukan suatu strategi dalam menangani masalah ini. Jalan keluarnya adalah dengan menggunakan memori virtual. Dengan memori virtual, memori tampak lebih besar daripada ukuran yang sebenarnya.
  • Ruang alamat yang besar: Sistem operasi membuat memori terlihat lebih besar daripada ukuran memori sebenarnya. Memori virtual bisa beberapa kali lebih besar daripada memori fisiknya.
  • Pembagian memori fisik yang adil: Managemen memori membuat pembagian yang adil dalam pengalokasian memori antara proses-proses (Virtual PFN, PFN fisik, informasi akses page dari page tersebut)
Untuk menerjemahkan alamat virtual ke alamat fisik, pertama-tama CPU harus menangani alamat virtual PFN dan offsetnya di virtual page. CPU mencari tabel page proses dan mancari anggota yang sesuai degan virtual PFN. Ini memberikan PFN fisik yang dicari. CPU kemudian mengambil PFN fisik dan mengalikannya dengan besar page untuk mendapat alamat basis page tersebut di dalam memori fisik. Terakhir, CPU menambahkan offset ke instruksi atau data yang dibutuhkan. Dengan cara ini, memori virtual dapat dimap ke page fisik dengan urutan yang teracak.

B. Virtual Network

1. Pengertian
Virtual network adalah jaringan komputer yang terdiri dari jaringan virtual yang saling terhubung (virtual network link). Virtual Network Link adalah hubungan yang terjadi tanpa koneksi fisik (kabel atau nirkabel) antara dua perangkat komputer, tetapi diimplementasikan dengan menggunakan metode virtualisasi jaringan. Bentuk umum dari virtualisasi jaringan terdiri dari 2 bagian:
a. Protocol-based, misalnya VLAN, VPN, dan VPLS
  • Sebuah VLAN dapat dibuat dengan partisi LAN fisik menjadi beberapa LAN logis menggunakan ID VLAN. Atau, beberapa LAN fisik dapat berfungsi sebagai LAN logis tunggal. Jaringan dipartisi dapat pada satu router , atau beberapa VLAN dapat di beberapa router seperti beberapa fisik LAN akan. Sebuah VLAN dapat di VPN.
  • Sebuah virtual private network (VPN) terdiri dari beberapa jarak jauh titik akhir (biasanya router, gateway VPN klien perangkat lunak) bergabung dengan semacam terowongan melalui jaringan lain, biasanya jaringan pihak ketiga. Dua titik akhir tersebut merupakan ‘Point to Point Virtual Private Network (VPN atau PTP). Menghubungkan lebih dari dua titik akhir dengan meletakkan di tempat mesh terowongan menciptakan ‘Multipoint VPN’.
  • Sebuah VPLS (Virtual Private LAN Service) adalah jenis tertentu Multipoint VPN. VPLS dibagi menjadi Transparan LAN Services (TLS) dan Ethernet Virtual Connection Services. Sebuah TLS mengirimkan apa yang diterimanya, sehingga memberikan pemisahan geografis, tetapi tidak subnetting VLAN. Sebuah EVCS menambahkan ID VLAN, sehingga memberikan pemisahan geografis dan VLAN subnetting.
b. Virtual devices-based, seperti jaringan yang menghubungkan mesin virtual di dalam hypervisor.
Sebuah contoh umum dari jaringan virtual yang didasarkan pada perangkat virtual adalah jaringan di dalam hypervisor mana lalu lintas antara server virtual yang diarahkan menggunakan switch virtual (vSwitches) bersama dengan router virtual dan firewall virtual untuk segmentasi jaringan dan isolasi data. Jaringan tersebut dapat menggunakan protokol non-virtual seperti Ethernet serta protokol virtualisasi seperti protokol VLAN IEEE 802.1Q .
2. Konsep VmWare Virtual Networking
Tiga penyedia sarana vmware untuk mensinergiskan kemampuan jaringan dengan baik dengan canggih. Kemampuan jejaring yang diberikan oleh vmware esx vmware virtual center dan server. Dengan jaringan virtual, kita dapat melakukan di dalam mesin virtual sama seperti kita bisa membangun mesin yang rumit dan fisik dalam jaringan pelayanan di berbagai seluruh dunia, produksi dan pengembangan deployments untuk digunakan atau tujuan. Tombol pada mesin sehingga virtual host server yang sama dengan orang lain untuk melakukan hal yang sama dengan menggunakan protokol yang akan digunakan di atas fisik tanpa perlu melakukan penambahan jaringan fisik. Server esx juga mendukung virtualisasi sesuai dengan standar yang vlans vlan implementations dari pedagang lain.
Sebuah mesin yang dapat digunakan satu atau lebih konfigurasi dengan ethernet adapter. Masing-masing alamat ip yang telah kita lakukan. Sebagai hasilnya, mesin dengan sifat fisik yang sama seperti jaringan mesin dari virtual. Dengan conceptsin vmware jaringan itu, membuat jaringan dengan fungsi fisik dengan jaringan ini tidak mungkin. Ini merupakan pedoman untuk pengguna yang menginginkan infrastruktur vmware 3 pemahaman yang jelas tentang desain dasar dari kemampuan jaringan prasarana vmware 3 dalam merancang dan penempatan dalam cara yang mempengaruhi datacenter itu.
3. Perangkat yang Membangun Jaringan Virtual
a. Virtual Switch
switch fisik, sebuah tombol yang memunginkan kita untuk terhubung dengan komponen jaringan lainnya secara bersama. Virtual switch yang dibuat oleh software VMware Workstation, dibutuhkan sebanyak Sembilan switch. Kita dapat menghubungkan satu atau lebih mesin virtual ke switch.
Secara default, beberapa switch dan jaringan yang terkait menggunakan nama konfigurasi khusus :
  • Bridge network menggunakan VMnet0
  • Jaringan host-only menggunakan VMnet1
  • Jaringan NAT menggunakan VMnet8
Cara menghubungkan mesin virtual ke switch yaitu dalam mesin editor ada pengaturan editor, pilih adapter jaringan virtual untuk menghubungkan, kemudian konfigurasi adapter untuk menggunakan jaringan virtual yang diinginkan.
b. Bridge
Bridge memungkinkan kita untuk menghubungkan mesin virtual ke LAN yang digunakan oleh host computer kita. Ini akan menghubungkan jaringan adapter didalam mesin virtual kita ke adapter Ethernet fisik didalam host computer.
Bridge dipasang selama instalasi VMware Workstation ( pada host linux, kita harus memilih untuk membuat jaringan bridge yang tersedia untuk mesin virtual). Bila membuat mesin virtual baru menggunakan jaringan bridge, bridge sudah diatur secara otomatis.
c. Host Virtual Adapter
Host virtual adapter adalah adapter Ethernet virtual yang muncul untuk system operasi host kita sebagai VMware Ethernet adapter virtual pada host windows dan sebagai antarmuka host-only pada host linux. Host virtual adapter memungkinkan kita untuk berkomunikasi antar host computer dan mesin virtual pada host computer. Host virtual adapter digunakan dalam host-only dan konfigurasi NAT.
Host virtual adapter tidak terhubung ke jaringan eksternal kecuali jika kita mengatur perangkat lunak khusus pada host computer – proxy server, misalnya untuk menghubungkan adapter host-only ke adapter jaringan fisik. Perangkat lunak yang menciptakan host virtual adapter diinstal ketika kita menginstal VMware Workstation (pada host linux, kita harus pilih memnuat host-only jaringan yang tersedia untuk mesin virtual). Host virtual adapter kemudian dibuat secara otomatis ketika kita boot host computer.
d. NAT Device
NAT (network address translation) merupakan perangkat yang memungkinkan kita untuk menghubungkan mesin virtual ke jaringan eksternal ketika kita hanya memiliki satu alamat IP jaringan pada jaringan fisik, dan alamat yang digunakan oleh host komputer. Kita bisa menggunakan NAT untuk menghubungkan mesin virtual ke Internet melalui koneksi dial-up pada host komputer, melalui adapter Ethernet host komputer, atau melalui adapter Ethernet nirkabel. NAT juga berguna ketika kita harus terhubung ke jaringan non-Ethernet, seperti Token Ring atau ATM.
Perangkat NAT sudah diatur secara otomatis ketika kita menginstal VMware Workstation. (Pada host Linux, kita harus memilih untuk membuat NAT yang tersedia untuk mesin virtual).
e. DHCP Server
DHCP (host protokol konfigurasi dinamis) server menyediakan alamat jaringan IP untuk mesin virtual dalam konfigurasi yang tidak dijembatani ke jaringan eksternal. misalnya, host-only dan konfigurasi NAT.
f. Network Adapter
Suatu adapter jaringan virtual diatur untuk mesin virtual saat kita membuatnya dengan Mesin Virtual Wizard baru menggunakan berbagai jenis jaringan.
4. Komponen VMWare Infrastruktur Networking
3 komponen jaringan yang menyusun sebuah rancangan jaringan modular untuk menggunakan ruang gerak yang maksimal .Komponen kunci virtual yang disediakan oleh jaringan infrastruktur virtual 3 ethernet yang virtual adapters , mesin virtual yang digunakan oleh individu , dan tombol virtual , yang menghubungkan mesin virtual untuk satu sama lain dan berhubungan baik dan mesin virtual server esx pelayanan yang nyaman untuk jaringan eksternal , seperti yang ditunjukkan pada gambar 2. Bagian yang telah mengikuti masing-masing dari semua komponen tersebut .
1 
Gambar 2. Komponen yang mengelola jaringan virtual
Vmware virtual center menyediakan alat untuk membangun dan memelihara infrastruktur jaringan virtual anda, seperti terlihat pada gambar 5. Anda dapat menggunakan virtual center untuk menambahkan, hapus, mengubah dan switch untuk mengatur virtual dan pelabuhan VLAN dan bekerja sama dengan kelompok. Anda dapat menggunakan fitur virtual center peran untuk menetapkan izin membutuhkan administrator jaringan untuk mengelola jaringan maya.
Read More >>

A. Pengertian vMotion®

VMWare  vCenter  adalah  sebuah  Server  yang  berfungsi  untuk mengontrol, me-manage, serta melakukan berbagai konfigurasi pada sejumlah Host  vSphere  Server  maupun  VM  serta  kolaborasi  untuk  vMotion  serta sejumlah  fitur enterprise  lainnya.  Jika  punya  5  buah  Host  vSphere  Server, maka pastinya untuk me-remote kelima vSphere tersebut kita harus membuka 5 vSphere Client.
Jika kita mengunakan vCenter, maka kita tidak perlu lagi membuka 5 vSphere Client untuk me-remote kelima vSphere Server tersebut. Cukup kita me-remote ke vCenter dan selanjutnya kita dapat me-remote kelima vSphere Server tersebut via vCenter ini.
VMware®  vMotion®  merupakan  salah  satu  fitur  VMware  vCenter Server™  yang  memungkinkan  perpindahan virtual  machine yang  sedang berjalan  dari  suatu  host  yang  telah  diinstalasikan  VMware  ESXi™  ke  host lainnya  yang  telah  diinstalasikan VMware  ESXi™,  tanpa  adanya downtime dari virtual machine tersebut.
vMotion  memungkinkan  keseluruhan  kondisi  dari virtual  machine yang  sedang  berjalan  berada  pada  proses  enkapsulasi  pada  memory  dan tersimpan  berupa  sekumpulan file pada  storage.  Untuk  kondisi  tersebut, vMotion  memerlukan  setidaknya  sebuah  jaringan  bertipe  Gigabit  Ethernet yang  dikhususkan  untuk  fitur  tersebut  dalam  rangka  perpindahan  memory dari satu host ESXi ke host ESXi yang lainnya.
Sekumpulan file virtual machine yang tersimpan pada storage untuk vMotion, tidak memerlukan perpindahan karena antara host sumber dan host tujuan dapat mengakses storage yang berisi sekumpulan file virtual machine tersebut.  Perpindahan virtual  machine mengelola perubahan  nama  host, alamat  IP  dan  alamat  Media  Access  Control  (MAC).   Dengan  adanya vMotion  tersebut,  memungkinkan  tingkat  layanan  yang  lebih tinggi  dan perpindahan virtual machine dari suatu host ke host yang lain, dalam rangka :
  • Penggunaan hardware yang lebih efisien.
  • Dapat  mengakomodasi downtime  server yang  ditujukan  untuk maintenance suatu hardware server host.
  • Pendistribusian  beban  kerja virtual  machine antar  berbagai macam host yang telah diinstalasikan ESXi.
Pada  Gambar  1  menjelaskan  mengenai  konsep  vSphere®  vMotion® oleh  ESXi  atau  kernel  VM pada  beberapa  host  fisik  yang  memungkinkan terjadinya migrasi virtual machine tanpa mematikan layanan TI yang sedang berjalan.
1 
Gambar 1. Penggunaan VMware™ vSphere® vMotion®

B. Mekanisme Kerja vMotion

Proses  perindahan  secara on-the-fly suatu virtual  machine dari  suatu host ke host  yang lain,  dapat dimungkinkan berkat adanya dukungan dari 3 teknologi berikut ini, diantaranya adalah :
  1. Keseluruhan  kondisi virtual  machine dalam  keadaan  ter-enkapsulasi melalui  sekumpulan  files  yang  terletak  pada  media  storage  yang digunakan  bersama-sama  seperti  :  media  Fibre  Channel,  iSCSI  Storage Area Network (SAN) atau Network Attached Storage (NAS). VMware™ vStorage®  VMFS  dapat  mengakomodasi  keperluan  instalasi  VMware™ ESX®  pada  beberapa  host  dalam  mengakses  file-file virtual  machine secara bersamaan.
  2. Memory  aktif  dan  kondisi  eksekusi  yang  tepat  untuk  setiap virtual machine dapat  mempercepat  proses  migrasi virtual  machine pada  host asal  yang  telah  diinstalasikan  ESX   ke  host  tujuan  yang  telah diinstalasikan  ESX.  vMotion®  menjaga pada  waktu  transfer  prosesnya tidak  terlihat  oleh  pengguna  dengan  mekanisme  penjagaan  lintasan migrasi  pada  memory  dalam  bentuk  bitmap.  Pada  saat  keseluruhan memory dan kondisi sistem dimigrasikan ke host tujuan, maka vMotion® menahan virtual machine asal, melakukan penduplikasian bitmap ke hosttujuan  dan  memulai  kembali  keadaan  sistem virtual  machine pada  host tujuan.  Keseluruhan  proses  tersebut  membutuhkan  waktu  kurang  dari  2 detik pada jaringan Gigabit Ethernet.
  3. Jaringan yang digunakan oleh virtual machine juga divirtualisasi oleh host yang telah diinstalasikan ESX. Hal ini diperlukan untuk menjaga kondisi pada  saat  setelah  migrasi, bahwa  identitas  jaringan virtual  machine dan koneksi  jaringan  sudah  ditetapkan  serta dialokasikan  sebelumnya. vMotion® mengelola  virtual  MAC  address  sebagai  bagian  dari proses migrasi  tersebut.  Pada  saat  host  tujuan  teraktivasi,  maka  vMotion® melakukan proses  ping  terhadap  router  jaringan  untuk  memastikan koneksi  telah  siap  sebagai  lokasi fisik virtual  machine yang  baru  untuk virtual  MAC  address.  Hal  tersebut  untuk menghasilkan  keadaan zero downtime dan tidak terdapat gangguan terhadap pengguna.
Sedangkan  tahapan  dan  proses  perpindahan  virtual  machine  dapat dijelaskan melalui proses sebagai berikut :
  1. Proses  migrasi  dengan fitur  vMotion  diawali  dengan  modul  Migrate Virtual  Machine.  Pada  contoh  ini,  host  asal  (Source)  dan  host  tujuan (Destination)  sama-sama  memiliki  akses  terhadap  media  storage  yang menyimpan file-file virtual machine.
  2. Kondisi  memory virtual  machine yang  akan  dimigrasikan  diduplikasi melalui  jaringan  vMotion®  dari  host  asal  ke  host  tujuan.  Sementara  itu para  pengguna  masih  dapat  mengakses virtual  machine tersebut  dan melakukan  update  halaman  pada  memory.  Daftar  halaman  yang termodifikasi tersimpan pada bitmap memory pada host asal.
  3. Setelah memory dari virtual machine diduplikasikan dari host asal ke host tujuan, kondisi virtual machine tidak berubah dan tidak terdapat aktivitas tambahan yang terjadi pada virtual machine. Selama waktu tidak berubah tersebut, vMotion®  melakukan  transfer  kondisi virtual  machine dan bitmap memory ke host tujuan.
  4. Setelah  kondisi virtual  machine tidak  berubah  pada  host  asal, virtual machine segera  dilakukan  inisialisasi  dan  memulai  berjalan  pada  host tujuan.  Sebagai  tambahan,  permintaan  Reverse  Address  Resolution Protocol  (RARP)  menginformasikan  sub  jaringan  bahwa  MAC  address dari virtual machine saat ini dalam keadaan menyala pada port yang baru pada switch jaringan.
  5. Saat  ini  pengguna  dapat  mengakses  virtual  machine  pada  host  tujuan setelah berpindah dari host asal dan virtual machine selanjutnya dihapus dari host asal.
Pada  Gambar  2  menjelaskan  mengenai  mekanisme  kerja  vMotion® pada saat melakukan virtual machine migration.
1 
Gambar 2. Mekanisme kerja vMotion®

C. Pengertian Virtual SAN

VMware Virtual SAN adalah software untuk penyimpanan di Vmware Vsphere. VMWare virtual SAN mampu menyediakan tingkatan baru storage hypervisor–convergensy.
Mengabstraksikan  dan  mengumpulkan  disk  magnetik  internal  dan perangkat  flash dari server x86 (32 bit)  yang menjadi standar industri untuk menghasilkan  datastore  bersama  berkinerja  tinggi  dan  tangguh  untuk mesin virtual (VM).
Berdasarkan pengukuran internal, Virtual SAN memiliki 2 juta input/output operations for second (IOPS) untuk read – only workload pada 32 node cluster dan 640.000 IOPS untuk mixed workload cluster pada 32 node cluster. Vmware  Virtual SAN  adalah  solusi storage  sangat  sederhana  yang  optimal untuk lngkungan virtual  yang membawa pendekatan aplikasi – sentris untuk managemen storage.
VMWare Virtual SAN menyederhanakan penyediaan dan manajemen storage serta mengurangi biaya kepemilikian (TCO) yang memungkin model operasional  yang  lebih  lincah.  Peranti  lunak  ini  juga  memberikan  keandalan dan  ketahanan  dari  sebuah  sistem  storage  enterprise(memiliki  banyak features), dan sangat tangguh melindungi data dalam hal kegagalan sehingga
peranti-peranti  ini  untuk  lingkungan  virtual  seperti  virtual  desktop infrastruktur (VDI).
Pada peranti lunak ini juga didukung sejumlah fitur seperti hypervisor terkonvergensi. Fitur ini tertanam dalam kernel VMWare sehingga VMWare Virtual  SAN  menghantarkan  jalur  data yang  lebih  efisien  dan  untuk  kinerja yang  unggul  dan  meminimalkan  penmanfaatan sumber  daya  mengakibatkan konsumsi kurang dari 10% sumber daya CPU.
VMWare  Virtual  SAN  menggunakan  flash  untuk  memberikan percepatan  kinerja  melalui  read/write  caching.  Perangkat  lunak  ini menyediakan pendekatan granular dan elastis terhadap penyediaan kinerja dan kapasitas yang memungkinkan user untuk secara linear melakukan skalabilitas cluster  yang  dibutuhkan  dengan  menambahkan  sejumlah  node  ke  sebuah cluster  atau  sejumlah  disk  ke  node  tersendiri.  Satu VMWare  Virtual SAN datastore  dapat  memberikan  tingkat  layanan  yang  berbeda  berdasarkan
kebijakan VMWare tersendiri.
Dengan  Clustering  server  Harddisk  Virtual  SAN  menciptakan penyimpanan data yang optimal yang di desain untuk lingkungan Virtual. Secara alternatif Vitual SAN digunakan pada arsitektur penyimpanan flash ,  dimana  perangkat  flash  digunakan  sebagai  write  catche  ketika  Solid Straigt Drive menyediakan persistensi dan konsistensi data dan respon yang cepat  selama  beberapa  kali.  Semua  arsitektur  flash  mengizinkan  tiering Solitstate  untuk  implementasi  biaya  murah,maksudnya  untuk  menulis  cache dan  membaca  cache. Virtual  SAN  dapat  digunakan  tanpa  membutuhkan Software tambahan , ini dapat diaktifkan dengan beberapa kali klik, ini diatur dari Vsphere web client dan terintegrasi dengan Vmware Stak termasuk fitur seperti  Vmotion,  HA, DRS(Distributed  Resource  Scheduler)dan  produk Vmware lainnya seperti Vmware Vsenter dan lain-lain.
VM Storage servis level dikontrol melalui kebijakan VM sentrik yang bisa  di  set  dan  dimodifikasi.Virtual  SAN  itu  mandiri  ,  dimana  dia  dapat menyesuaiakan  perubahan  dan  penyeimbangan  sumber  daya penyimpanan.Kebijakan  ini  menghasilkan  penyimpanan  manual  menjadi otomatis  dan  majemen  penyimpanan  menjadi  sederhana  untuk  Virtual Mesin. Berdasarkan  arsitektur  HyperVisor – Conferged  yang  terpasang  di dalam  Vsphere  kernel  Virtual  SAN  membuat  penempatan  data  dan  input
output menjadi optimal. Karena arsitektur nya langsung terletak di datapath input  output  yang  bisa  mengirimkan  level  kinerja  tertinggi  tanpa  tambahan overhead  ke  CPU,dibandingkan  dengan  penyimpanan  virtual  lainya  yang berjalan terpisah diatas HyperVisor.
Virtual  SAN  memiliki  arsitektur  distribusi  yang  mengiinkan  untuk elastis,  non –distruptrive  scaling.Kapasitas  dan  kinerja  dapat  diukur  dalam satu waktu dengan menambah host baru ke cluster atau kapasitas dan kinerja bisa  diukur  secara  mandiri  dengan  menambah  drive  baru  ke  host  yang tersedia.Model  ini menyediakan  pengukuran  linear  dan  granular sepanjang waktu.
1 
Gambar 3. Arsitektur Virtual SAN
What VSAN consists of:
  • ESXi hosts
  • vCenter 5.5
  • VSAN  Network – VMkernel  port  group  on  1GB  or  10GB (preferred) NICs
  • Disk Groups – a collections of a single SSD and up to 7 HDDs
  • Up to 5 Disk Groups per ESXi host
  • SSD should be at least 10% of HDD capacity in Disk Group
  • HA Cluster
  • Storage Profile

D. Cara Kerja Virtual SAN

Sebagai  gambaran  tingkat  tinggi,  VMware  VSAN  memanfaatkan penyimpanan  lokal  masing-masing  host  dan  menggabungkannya  ke  dalam datastore tunggal, yang dibagi antara semua host di cluster.
Semua HDD disajikan secara individual untuk host. Jadi, Anda perlu controller  yang  mendukung  JBOD  atau passthrough,  sehingga  ESXi  dapat melihat setiap disk individu.
Disk  SSD  dalam  setiap  kelompok  disk  tidak  digunakan  untuk kapasitas, tapi digunakan untuk Cache. 70% untuk read cache dan 30% untuk write cache. Semua write pergi ke SSD pertama.
VSAN  tidak  memanfaatkan  RAID, melainkan,  memanfaatkan  RAIN (Redundant  Array  of  Independent  Nodes).  Dengan  menggunakan  variabel didefinisikan  dalam  profil  penyimpanan  kita,  kita dapat  menetapkan  setiap VM untuk menahan 1 atau lebih kegagalan disk, atau 1 atau lebih kegagalan host, memastikan redundansi dan uptime.
Profil penyimpanan juga akan memungkinkan kita untuk menentukan jumlah  HDD  yang  akan  diletakkan  di VM.  Dengan striping VM melalui multiple HDDs,  kita  dapat  meningkatkan  kinerja  untuk  data  yang  saat ini tidak berada dalam read cache.

E. Kelebihan Virtual SAN

Kelebihan dari Virtual SAN adalah :
  1. Radically Simple Storage Management. Manajemen kebijakan berbasis arus  penyediaan  penyimpanan  dan  administrasi  yang  sedang berlangsung,  secara  otomatis  menjaga  ditentukan  kapasitas penyimpanan,  kinerja  dan  ketersediaan  tingkat  untuk  setiap  mesin virtual
  2. Self – Tuning Storage and Dynamic Load Balancing. Mempertahankan kapasitas penyimpanan,  kinerja dan ketersediaan tingkat tertentu untuk masing-masing mesin virtual individu secara otomatis.
  3. Two – Clicks Storage Provisioning. Virtual SAN memungkinkan Anda dengan cepat penyediaan bersama penyimpanan langsung dari VMware vCenter  ™  selama  pembuatan  mesin  virtual,  secara  otomatis menggabungkan disk server dalam cluster.
  4. Seamless  Integration  with  Vmware  vSphere  and  vCenter. Virtual  SAN terintegrasi dengan semua fitur vCenter, dan memungkinkan manajemen penyimpanan  langsung  vCenter  dengan  kemudahan  yang  sama  seperti menghitung.
  5. High  Performance  with  SSD  Caching.  Dibangun  ke  dalam  kernel vSphere untuk latency terendah, Virtual SAN menggunakan read / write SSD  caching  di  setiap  host  dan  menyediakan  penempatan  data  yang cerdas dalam cluster.
  6. Resiliency  Against  Multiple  hardware  Failures.  Mendapatkan kemampuan  untuk  mentolerir  beberapa  kegagalan disk  dan  node, ditambah efisien, hemat waktu istirahat-ganti pendekatan pemeliharaan perangkat keras.
  7. Dynamic Scalling of Performance and Capacity. Skala pada permintaan dengan  menambahkan  host  dengan  cepat  atau  panas-menambah  disk untuk node server yang ada
  8. Reduced CapEx via Server Disks. Leverage inexpensive server disks for shared storage, avoiding the capital expense of specialized hardware.
  9. High  Performance,  Lower  TCO.  Mengotomatisasi  dan mengkonsolidasikan storage untuk mendapatkan kinerja yang sama atau lebih  baik  dengan  arsitektur  converged  efisien,  menghasilkan penghematan yang signifikan dalam kekuasaan, ruang dan pendinginan biaya.

F. Step to Installation Virtual SAN

To  start  with,  in  my  lab  environment,  I  have  4  servers  that  will participate in the VSAN cluster, and 3 of which will provide storage resources to the VSAN cluster.
3x DL160 G6 with:
  • 128GB SSD
  • 3x 250GB SATA drives (or larger)
  • 1x DL360 G6
At this point, I have already added all 4 servers into a cluster with HA off.
Step 1: Enable the VSAN service on a VMKernel port.
  • Create your virtual switches, and create at least 1 VMKernel port that will be used for VSAN traffic.
  • Be sure to keep the Switch names the same across hosts!
  • Edit the VMKernel port and check the box for Virtual SAN Traffic.
  • Save the port settings, repeat for each host.
  • Time Saver: Use host profiles!
1 
Gambar 4. Pemilihan Port untuk Virtual SAN Traffic
In my lab, I am using standard switches, with 2 virtual switches, each with  a  VMKernel  port.  1  is  dedicated  for  VSAN  traffic,  and  the  other  is shared  with  the  Management  and  Virtual  Machine  Traffic.
1 
Gambar 5. Pemilihan Switch
Step 2: Enable VSAN on the Cluster
Select your cluster, and choose the Manage tab, and the select General under Virtual SAN.
  • Edit, and check the box to Turn ON Virtual SAN.
  • Choose your setting for “Add disks to storage” (Manual – You  will  select  each  disk  that  will  be  a  part  of  the Virtual SAN, and Automatic – VSAN will select all eligible disks for you and addthem
  • Click OK
1 
Gambar 6. Edit Virtual SAN Setting
Step 3: Add Disks to Disk Groups
Since I chose Manual mode, I will need to add my disks into Disk Groups. A  Disk  Group  is  a  collection  of  1  SSD,  and  multiple  HDD drives. You can have multiple disk groups per host if capacity allows.
  • Still  in  Virtual  SAN  settings  under  the  cluster,  select  the  Disk Management section.
  • Click  on  the  Claim  Disks  button,  and  select  the  drives  for  use  in Virtual SAN.
  • Alternatively,  select  each host,  and  manually  create  Disk  Groups  per host.
Claim Disks:
1 
Gambar 7. Claim Disk for VSAN Use
Create Disk Group:
1 
Gambar 8. Create Disk Group
Step 4: Start building Virtual Machines!
Yes, it is that easy. You now have a datastore called vsanDatastore. My DL360 G6 server can also access this datastore, since I enabled VSAN on the VMKernel port groups, even though it’s not providing any resources to the VSAN cluster.
Sumber: Makalah_Makalah_Kelompok_2_Virtualisasi_Data _Cente
Read More >>
A. PENGERTIAN VIRTUALISASI DATA CENTER
 
   Pengertian Virtualisasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, virtual berarti (secara) nyata, sedangkan akhiran –isasi menyatakan makna melakukan, proses, usaha, atau kegiatan. Berarti virtualisasi adalah proses menyatakan atau membuat sesuatu menjadi nyata. Sedangkan  dalam  ilmu  komputer, virtualisasi bisa diartikan  sebagai  pembuatan suatu bentuk simulasi dari sesuatu yang asalnya bersifat fisik, misalnya sistem operasi,perangkat penyimpanan data atau sumber daya jaringan.
Definisi lainnya adalah "sebuah teknik untuk menyembunyikan karakteristik fisik dari sumber daya komputer dari bagaimana cara sistem lain, aplikasi atau pengguna berinteraksi dengan  sumber daya tersebut.  Hal  ini termasuk  membuat  sebuah sumber daya tunggal (seperti server, sebuah sistem operasi, sebuah aplikasi, atau peralatan penyimpanan terlihat berfungsi sebagai beberapa sumber daya logikal; atau dapat juga termasuk definisi untuk membuat beberapa sumber daya fisik (seperti beberapa peralatan penyimpanan atau server) terlihat sebagai satu sumber daya logikal.”
   Pengertian Data Center  

Pusat data atau yang lebih dikenal Data Center adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk menempatkan sistem komputer dan komponen-komponen terkaitnya, seperti sistem telekomunikasi dan penyimpanan data. Fasilitas ini biasanya mencakup juga catu daya redundan atau cadangan, koneksi komunikasi data redundan, pengontrol lingkungan (mis. AC, ventilasi), pencegah bahaya kebakaran, serta piranti keamanan fisik. Salah satu penempatan server untuk website atau database.
Data Center merupakan fasilitas yang digunakan untuk penempatan beberapa kumpulan server atau sistem  komputer  dan  sistem penyimpanan  data  (storage)  yang  dikondisikan  dengan  pengaturan catudaya, pengatur udara, pencegah bahaya kebakaran dan biasanya dilengkapi pula dengan sistem pengamanan fisik.
   Pengertian Virtualisasi Data Center
Virtualisasi data center adalah melakukan konsolidasi dan melakukan pengurangan jumlah server dalam bentuk fisik, caranya dengan menciptakan mesin virtual dalam jumlah banyak yang ditempatkan di beberapa host fisik, menggunakan storage dan jaringan.
B. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN VIRTUALISASI DATA CENTER
   Keuntungan

Virtualisasi telah menjadi istilah trend dalam beberapa tahun terakhir di sejumlah kalangan yang bergelut dengan infrastruktur data center. Dengan menerapkan konsep ini, pemilik data center akan mengambil keuntungan dari berkurangnya beban biaya untuk pembangunan fasilitas gedung, power supply, sistem pendingin ruangan, penyederhanaan administrasi dan pemeliharaan.
Namun pendapat pribadi, tidak semua sistem dapat di virtualisasikan. Mungkin sebuah database server dengan beban berat untuk menghandle sekian transaksi per detiknya, memasukkannya ke dalam suatu lingkungan virtual akan menjadi sangat beresiko, terutama menyangkut performansinya.
Dibalik itu semua, penerapan virtualisasi akan sangat menguntungkan bagi pemiliki data center, berikut beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan implementasi virtualisasi di lingkungan data center:
1. Berkurangnya Biaya (cost)
Dengan menggabungkan beberapa aplikasi yang asalnya dari beberapa server menjadi satu box yang terintegrasi akan menghemat beberapa sumber daya, seperti :
  • Space (ruangan) data center, akan mengurangi jumlah biaya untuk pembangunan gedung data center.
  • Berkurangnya jumlah hardware (server), akan mengurangi pemakaian power supply dan juga sistem pendingin udara karena heat (panas) yang diproduksi dari operasional server berkurang.
Dengan penghematan yang terjadi seperti disebutkan diatas, akan menyebabkan biaya secara keseluruhan operasional data center akan berkurang sehigga dapat digunakan untuk keperluan lain diperusahaan.
2. Mengurangi Ketergantungan pada satu vendor
Dengan virtualisasi, abstraksi antara hadware dan software akan menjadi lebih transparan, dimana aplikasi yang berjalan diatasnya tidak lagi peduli dengan hardware yang dipakai (di layer bawahnya). Dengan demikian keterkaitan antara aplikasi (software) untuk menggunakan hardware tertentu saja bisa diminimalisir. Dengan demikian data center owner akan lebih flexible dalam menentukan hardware (server) yang akan digunakan di data center-nya.
3. Re-deploy Sistem (Aplikasi) Akan semakin Cepat
Memindahkan suatu sistem (aplikasi) dari satu perangkat ke perangkat lain akan menjadi lebih ber’keringat’ jika dilakukan dengan hardware terpisah. Harus ada sistem backup/restore yang diimplementasikan pada mesin lama dan mesin baru. Dengan adanya virtualisasi memindahkan snapshot dari suatu instance ke instance lain akan lebih cepat lagi. Tentu ini dilakukan dalam satu sistem Virtual machine.
4. Proses Recovery yang Lebih Baik
Proses disaster recovery akan menjadi lebih cepat dilakukan sepanjang snapshot dari suatu virtual machine telah tersedia berkat sistem backup yang telah berjalan. Dengan memiliki snapshot yang up- to-date, memindahkan ke suatu lingkungan baru akan menjadi lebih mudah dan cepat.
5. Lingkungan Testing yang Baik
Virtualisasi merupakan lingkungan yang baik untuk melakukan testing sistem aplikasi yang baru, dimana sistem lama masih tetap berjalan. Pada saat testing telah dilakukan dengan sukses, maka memindahkan ke lingkungan operasional akan menjadi lebih mudah. Penggunaan virtual machine di data center akan menghemat resource perusahaan dan menjadikan pekerjaan system administrator menjadi lebih simpel.
Kelemahan
1. Satu Pusat Masalah.
Virtualisasi bisa dianalogikan dengan menempatkan semua telur didalam 1 keranjang. Ini artinya jika server induk bermasalah, semua sistem virtual machine didalamnya tidak bisa digunakan. Hal ini bisa diantisipasi dengan menyediakan fasilitas backup secara otomatis dan periodik atau dengan menerapkan prinsip fail over/clustering.
2. Spesifikasi Hardware.
Virtualisasi membutuhkan spesifikasi server yang lebih tinggi untuk menjalankan server induk dan mesin virtual didalamnya
3. Satu Pusat Serangan.
Penempatan semua server dalam satu komputer akan menjadikannya sebagai target serangan. Jika hacker mampu menerobos masuk kedalam sistem induk, ada kemungkinan ia mampu menyusup kedalam server- server virtual dengan cara menggunakan informasi yang ada pada server induk.
C. INFRASTRUKTUR VIRTUAL MENGGUNAKAN VMWARE® VSPHERE®
VMWare merupakan salah software virtualisasi yang masih mempin di bidangnya saat ini. Dengan seiringnnya kemajuan teknologi dan kebutuhan banyaknya informasi ataupun tempat penyimpanan data yang aman, maka dengan pelatihan implementasi dan administrasi VMWare ini bisa membantu dalam memenuhi kebutuhan Anda, baik di perusahaan maupun instansi.

Memilih platform virtualisasi yang tepat untuk membangun Data Center Vitual, private maupun cloud infrastructure internal, adalah sesuatu yang sangat penting. Suatu sistem infrastruktur virtualisasi yang meliputi virtualisasi, manajemen, optimisasi sumber daya, ketersediaan aplikasi dan kemampuan otomasi operasional TI.

VMware vSphere membentuk sistem virtualisasi diatas fisik hardware dan kumpulan sumber daya TI untuk data center, serta meliputi komponen :
  • VMware® ESXi : Platform virtualisasi untuk vSphere.
  • VMware® vCenter® Server™ : Perangkat bantu untuk melakukan manajemen virtualisasi, konfigurasi, provisi sumber daya TI.
  • VMware® vSphere® Client™ : Antar muka untuk membolehkan pengguna melakukan konfigurasi secara remote terhadap vCenter® Server atau ESXi dari PC bersistem operasi Microsoft® Windows®.
  • VMware® vSphere® VMFS : Sistem file yang memiliki kinerja tinggi, digunakan untuk mesin-mesin virtual pada ESXi.
  • VMware® vSphere® Virtual Symmetric Multiprocessing : Fasilitas yang memungkinkan suatu mesin virtual dapat menggunakan lebih dari satu prosesor fisik secara simultan.
vSphere® juga menyediakan beberapa fungsionalitas sebagai berikut :
  • Manajemen sumber daya (menggunakan vSphere® Distributed Resource Scheduler).
  • Ketersediaan (menggunakan vSphere® High Availability).
  • Proteksi data (menggunakan VMware® Consolidated Backup and VMware® Data Recovery)
Gambar 1. Arsitektur VMware® vSphere ® berikut komponen pendukungnya

Pada pembahasan teknis berikut ini, akan diulas secara mendalam, konsep-konsep inti virtualisasi dan produk VMware® vSphere®.
Infrastruktur Fisik

Pada infrastruktur fisik, operating system dan software berjalan diatas komputer atau server fisik. Beberapa tantangan baru meningkat pada saat menjalankan sejumlah besar server-server fisik di data center, antara lain :
  • Model infrastruktur fisik sudah dirasakan tidak fleksibel dan tidak efisien.
  • Perencanaan dan biaya infrastruktur seperti luasan server, luasan rak server, daya listrik, sistem pendinginan, sistem perkabelan dan provisi server merupakan masalah yang dihadapi staff TI.
  • Umumnya terdapat hubungan antara komputer atau fisik server dengan software yang berjalan diatasnya. Pada saat utilitas penggunaan server hanya 5-10%, maka perbandingan pemakaian sumber daya menjadi 1:1, sehingga biaya untuk luasan server, daya listrik, sistem pendinginan menjadi sangat tinggi.
  • Implementasi server-server fisik merupakan proses yang memakan waktu. Pada lingkungan fisik, waktu yang ada digunakan untuk proses pengadaan hardware, penempatan server pada data center, instalasi operating system dan instalasi serta konfigurasi aplikasi yang akan dijalankan. Selain itu terdapat aktivitas berupa konfigurasi aturan firewall, konfigurasi port pada switch dan konfigurasi storage. Semua aktivitas tersebut membutuhkan waktu dalam hitungan pekan.
Infrastruktur Virtual

Teknologi virtualisasi memungkinkan penambahan beban kerja komputasi pada server tunggal dengan proses konsolidasi lingkungan dan sumber daya komputasi. Kelebihan dari konsolidasi tersebut adalah masing-masing mesin virtual dapat menggunakan sumber daya penyimpanan redundant dan konektivitas jaringan tanpa penambahan biaya penyimpanan dan kompleksitas perkabelan jaringan yang sebelumnya digunakan pada infrastruktur fisik.
 
Gambar 2. Infrastruktur Virtual dengan tipe storage yang bervariasi

Masing-masing mesin virtual dihubungkan dengan konektivitas yang bersifat redundant sebagai hasil dari setiap host yang memiliki konektivitas yang bersifat redundant. Rasio atau perbandingan antara jumlah host atau mesin virtual dengan jumlah sumber daya, yaitu 1:1 untuk infrastruktur fisik, meningkat menjadi 6:1 untuk infrastruktur virtual (seperti terlihat pada gambar 1) menjadi 30:1 untuk infrastruktur virtual (pencapaian jumlah mesin virtual yang berhasil dibuat untuk penggunaan aplikasi normal).
Peningkatan rasio yang signifikan tersebut ditengarai dapat meningkatkan penghematan biaya dan penurunan kompleksitas perkabelan. Infrastruktur virtual diyakini dapat mengurangi jumlah luasan data center yang digunakan, jumlah penggunaan tempat rak server, daya listrik, sistem pendinginan,
perkabelan jaringan, media penyimpanan serta beberapa komponen jaringan komputer dengan pengurangan jumlah mesin-mesin fisik.
Penggunaan teknologi virtualisasi juga dapat mengubah cara deployment server-server yang akan digunakan. Staff Departemen TI tidak perlu menunggu pengadaan hardware atau instalasi perkabelan (jaringan dan daya listrik), seperti pada infrastruktur fisik. Deployment mesin virtual dapat dilakukan dengan menggunakan antar muka grafis yang mudah, sehingga deployment mesin virtual dapat dilakukan dalam hitungan menit, berbeda halnya dengan deployment mesin fisik.
Secara manajemen penggunaan sumber daya  TI, pengaturan mesin-mesin virtual yang berjalan diatas host, dilakukan secara terpusat, menggunakan perangkat bantu vCenter® Management Server. Perangkat bantu tersebut dapat diinstalasikan pada salah satu mesin virtual, atau juga dapat diinstalasikan pada hardware fisik yang spesifikasinya lebih rendah daripada host untuk mesin-mesin virtual. Gambar 3 memperlihatkan manajemen sumber daya yang dilakukan secara terpusat menggunakan vCenter® Management Server.
 
Gambar 3. Manajemen sumber daya terpusat untuk pengaturan
arsitektur virtual.
 

Arsitektur Fisik vs Arsitektur Virtual
Beberapa perbedaan  antara arsitektur fisik dengan arsitektur virtual berdasarkan aspek-aspek seperti kemudahan pemindahan atau duplikasi, penggunaan komponen sumber daya, siklus pemanfaatan sumber daya untuk aplikasi, kemudahan peningkatan spesifikasi sumber daya, dapat kita lihat sebagai berikut :
Mesin Fisik
Mesin Virtual
Staff Departemen TI memerlukan usaha yang cukup besar untuk memindahkan atau melakukan duplikasi mesin fisik. 
Staff Departemen TI dimudahkan dalam usaha
memindahkan atau melakukan duplikasi mesin
virtual, dengan cara :
  • Proses enkapsulasi mesin virtual kedalam berkas-berkas.
  • Tidak tergantung pada perangkat keras server secara fisik.
Mesin fisik terikat pada Komponen-komponen sumber daya secara spesifik.
Mesin virtual tidak terikat pada komponen-komponen sumber daya secara spesifik, dengan cara : 
  • Adanya proses isolasi antara satu mesin virtual dengan mesin virtual lainnya.
  • Adanya proses insulasi terhadap perubahan perangkat keras.
Mesin fisik seringkali memiliki siklus pemanfaatan sumber daya untuk aplikasi yang relatif lebih singkat.
Mesin virtual memiliki kemampuan untuk menyediakan siklus pemanfaatan sumber daya yang lebih lama, bahkan mesin virtual dapat digunakan sebagai sumber daya bagi legacy applications.
Mesin fisik memerlukan penanganan secara fisik dan personal untuk peningkatan spesifikasi sumber daya (processor, memory, hardisk, storage).
Mesin virtual memungkinkan proses konsolidasi sumber daya (processor, memory, hardiskk storage),  sehingga  tidak memerlukan penanganan secara fisik dan personal untuk peningkatan spesifikasi sumber daya.
Pada mesin server fisik, instalasi sistem operasi seperti Microsoft® Windows®, Linux dan lainnya dilakukan langsung diatas hardware. Pendekatan instalasi langsung tersebut memerlukan driver untuk perangkat keras spesifik. Pada saat terjadi peningkatan spesifikasi hardware fisik dengan perangkat yang baru, maka diperlukan driver perangkat keras yang baru saja dipasang. Proses peningkatan spesifikasi hardware juga memerlukan penanganan technical support.
Mesin virtual adalah 100% software, yang tidak lebih dari sekumpulan file. Kumpulan file ini termasuk file-file yang disebut virtual disk, menggantikan media penyimpanan hardisk. Semua file untuk sebuah mesin virtual diletakkan pada satu direktori yang distandarisasi dengan device driver, sehingga hardware upgrade dapat dilakukan tanpa mengubah mesin virtual.
Sekumpulan mesin virtual terisolasi antara satu mesin virtual dengan mesin virtual lainnya, sehingga pada satu host yang sama, dapat dijalankan server database dan server e-mail tanpa terganggu konflik ketergantungan software dan konflik peningkatan kinerja server. Fleksibilitas mesin virtual berupa sekumpulan file memungkinkan seluruh mesin virtual dipindahkan ke server baru pada saat terjadinya peningkatan kapasitas hardware. Kemudahan tersebut membuat proses perencanaan pemulihan bencana dan proses testing menjadi lebih mudah.
 


HYPERVISOR
Pengelola virtualisasi biasa disebut sebagai hypervisor, merupakan jenis piranti lunak yang menciptakan mesin virtual yang beroperasi secara terpisah dari satu sama lain (terisolasi) pada satu piranti. Dengan kata lain, hypervisor yang memungkinkan sistem operasi yang berbeda untuk dijalankan secara terpisah dari satu sama lain meskipun masing-masing sistem ini menggunakan daya komputasi dan kemampuan penyimpanan pada komputer yang sama. Dalam perkembangannya hypervisor dibagi dalam 2 jenis yang berbeda yaitu:
1. Hypervisor jenis 1
Hypervisor jenis 1 disebut dengan hypervisor native/bare metal, yaitu hypervisor yang dapat langsung di install pada piranti keras server yang kosong (bare metal) yang belum berisi sistem operasi apapun. Artinya hypervisor ini telah menjadi satu paket dengan sistem operasi.
2. Hypervisor jenis 2
Hypervisor jenis 2 disebut dengan hypervisor host/desktop, yaitu hypervisor yang berjalan diatas sistem operasi sehingga membutuhkan sistem operasi untuk dapat menjalankan hypervisor tersebut.
 
Gambar 4, Perbedaan Hypervisor jenis 1 & 2
Virtualisasi menggunakan Bare-Metal Hypervisor
Suatu sistem bare-metal hypervisor tidak memerlukan sistem operasi. Pada vmware®, hypervisor tersebut adalah sistem operasi. Pada gambar 3, terlihat arsitektur ESXi dari vmware® yang menggunakan hypervisor.
 
Gambar ESXi yang menggunakan arsitektur hypervisor
D. PERANCANGAN VIRTUALISASI DATA CENTER MENGGUNAKAN VSPHERE®
Pada pembahasan kali ini kita akan membuat Datacenter, Cluster. Dengan membuat keduanya tersebut kita akan lebih mudah untuk mengimplementasikan high availability menggunakan vSphere yang akan kita bahas pada pembahasan selanjutnya.
 
Referensi :
http://www.vmware.com/products/vsphere/mid-size-and-enterprise- business/overview.html
http://ruang-it.com/apa-itu-virtualisasi-2/ ilmukomputer.com
http://opencontent.org/opl.shtml
Best Practice Perancangan Fasilitas Data Center.pdf
VMware Infrastructure Architecture Overview whitepaper,
www.vmware.com
http://www.vmware.com/products/vsphere/mid-size-and-enterprise- business/overview.html
VMware vSphere Overview : ESXi 5.0 and vCenter Server 5.0 Manual.
VMware Infrastructure Architecture Overview White Paper (vi_architecture_wp.pdf).
Read More >>